Minggu, 18 September 2011

BREAK Part 1


“BREAK” Part I

Author: Shin Hyo Ra.
Genre: Romance, adventure, mystery.

Cast:
Cho Kyuhyun as Cho Kyuhyun
Shin Hyo Ra   as Shin Hyo Ra
Park Ga Eun   as Shin Ga Eun
Han Eun Hee  as Han Eun Hee
Lee Sungmin  as Lee Sungmin
Lee Hyukjae   as Eunhyuk
Lee Donghae  as Lee Donghae
Victoria f(x)   as Victoria
Mir MBLAQ  as Mir.
Lee Taemin    as Lee Taemin


Kyuhyun POV


“appa!!! Umma!!!”
Aku berteriak kencang saat umma dan appa menjemputku ke sekolah.
Aku pun segera berlari menghampiri mereka dengan riang. Mereka pun bersiap menyongsongku.
“uh… anak appa… kau tadi belajar apa saja di sekolah?” tanya appaku seraya menggendongku.
“tadi uhm seosangnim mengajari kami membaca dan menulis nama kami appa!” jawabku.
“dan kau bisa menulisnya?” tanya umma.
“bisa dong umma!!! Aku kan pintar!” seruku.
“ahhahaha….. itu baru anak appa! Nanti di rumah kau harus menulis namamu di kertas ya!” seru appa sambil tersenyum sumringah.
“ne appa!!!” seruku mantap.

Kami pun pulang ke rumah ditemani matahari senja di ufuk barat.

***


“aigoo!!!! Ahra!!!!!” teriak ummaku yang terlebih dahulu memasuki rumah.
“Ahra!!! Kau kenapa!!! Ahra…!!” pekik Ummaku.
“yeobo, ada apa?” tanya appaku sambil memasuki rumah. Aku yang penasaran pun mengikuti appa.
Lalu terdengar……….

“dor!!!!”
Suara pistol…
“apa yang kau lakukan pada istri dan anakku!! Siapa kau!!!!” pekik appaku pada seorang namja misterius.

Dan tak lama…..

“appaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!!”

***


Aku terbangun….
Sial!!!
Aku harus memimpikan hal menjijikkan itu lagi..
Dan… aku mendapati tubuhku sakit semua. Aku pun melihat sekeliling. Ini dimana??

“ah…. Kau sudah sadar rupanya!!!” seru seorang yeoja dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
Aku pun mencoba untuk duduk.
“eh… kau tidak boleh bangun dulu…” larang yeoja itu sambil memaksakanku tidur lagi di kasur.
“tunggu dulu… akan aku ambilkan bubur, agar kau bisa minum obat!!” seru yeoja itu.

Yeoja itu pun berlari ke luar pintu kamar. Aku rasa ini bukan kamarnya, karena kamar ini terlalu lusuh untuk kamar seorang yeoja.
“hyaiiishhh… sakit..” runtukku kesal karena mendapati telapak tangan kiriku tersayat dan telah terbungkus oleh perban. Mungkin karena tusukkan bandit tadi.
Aduh… kenapa aku bisa ceroboh begini.

“ayo makan dulu!!! Setelah makan kau bisa meminum obatmu!!” seru yeoja itu dengan membawa nampan berisi semangkuk bubur, air putih dan beberapa tablet obat di salah satu piring kecil.
Dia pun meletakkan nampan itu di meja sebelah tempat tidur, kemudian mengambil selembar kain yang dilipat lalu menjadikan kain itu sebagai pelindung tangannya dan meletakkan semangkuk bubur panas itu ditangannya.
“aku tahu kau tidak bisa makan sendiri, karena tangan kirimu sakit. Ka ja buka mulutmu!” perintah yeoja itu.

Aku pun memandangi yeoja itu dengan tatapan sakratisku.

“tenang saja…. Aku tidak membubuhkan racun di bubur ini!” ucapnya.
Aku masih terdiam, tahu saja dia apa yang aku pikirkan.
“ingin bukti? Apa perlu aku memakannya duluan?” tanyanya.
Aku pun terkekeh dan membuka mulutku.
“nah… begitu…” ucapnya sambil menyendokkan bubur dan meniup-niupnya sebentar lalu memasukkan bubur itu ke mulutku.
Dia terus melakukan hal yang sama sampai bubur itu habis.
“habis… aku tak menyangka kau selahap itu!” tegurnya.
Aku mendapati nada gurauan di kalimatnya.
Dari mana aku bisa tahu??
Hal itu mudah bagiku yang jenius ini!
“hm.. sepertinya harus menunggu 15 menit lagi untuk minum obat… tunggu sebentar lagi ya…  aku harus menyelesaikan laporanku yang sempat tertunda penulisannya tadi… jangan kemana-mana!” perintahnya.
Hah….. adakah yeoja secerewet ini di dunia? Bahkan dia lebih cerewet dari Sungmin hyung!

***


Tepat lima belas menit setelah kepergiannya dari kamar ini, sosoknya pun muncul dari balik pintu.
“baik…. Waktunya untuk minum obat.” Ucapnya sambil menarik kursi di samping ranjang kemudian duduk di kursi itu.
Dia pun mengambil piring kecil berdiameter 7 cm berisi beberapa tablet obat berwarna putih susu.
“buka mulutmu!” serunya.

Aku pun memandangnya…
“hyaiiiish……… kau itu! Ini beneran obat, bukan racun atau obat-obatan berbahaya lain! Ini paracetamol ok!” tegurnya.

Ah… mungkinkah yeoja ini akan berniat jahat padaku??
Mungkin saja…. Kita kan tidak tahu pikiran orang?

“hey!!” teriaknya.
“mau sembuh tidak???” lanjutnya.

Baiklah…. Aku kira dia adalah yeoja baik-baik.

Aku pun membuka mulutku enggan dan dia segera memasukkan obat itu ke mulutku, tak lama dia pun menyodorkan air putih padaku. Aku pun meminumnya.

“buka mulutmu lagi…. Kau harus meminum obat penghilang rasa sakit!” serunya.
Aku kembali membuka mulutku, dia pun memasukkan tablet itu dan menyodorkan air putih padaku.

“dari tadi saja kau seperti ini… aku tak akan kehilangan waktuku untuk menyusun laporan!” gerutunya sambil membereskan baskom besar berisi air dan kainlap dan nampan yang berisi mangkuk kotor, gelas dan piring kecil.
“istirahatlah…. Mungkin besok panasmu akan turun.” Ucapnya sambil meletakkan nampan di atas baskom.
“selamat malam….” Ucapnya terakhir kali sebelum menutup pintu dengan rapat.

***

Sungmin POV


Aduh….. ada apa dengan anak itu!!
Sudah 15 jam sejak kepergiannya. Apa sih yang dilakukan anak itu???

“hyung……… apakah anak itu belum kembali?” tanya eunhyuk.
“ne, aku tak mengerti jalan pikirannya!” dengusku kesal.
“mungkin dia ada urusan mendadak setelah penyergapan.” gumam donghae tak jelas dari arah kamar mandi.
“selesaikan dulu menggosok giginya, baru berkomentar!” ucapku.
Kembali terdengar gumaman tak jelas dari kamar mandi.
“huu… dasar ikan..” dengusku.
“tidak ada kontek dari pusat?” tanya Eunhyuk.
“ani……. Sampai sekarang kita belum menerima perintah apapun dari pusat.” Jawabku sedikit malas.
Sumpah… aku khawatir dengan anak itu!
“cihuuuiii…. Asyik kalau begitu?? Artinya kita bisa jalan-jalan!! Masak kita melewatkan pulau Jeju yang indah ini…” gerutu Eunhyuk.
“di otakmu itu hanya ada libur saja..!!” seruku sambil menjitak pelipisnya.
“kyaaaaaaaaaaaa………….. hyung!!! Sakit tahu!!” protes Eunhyuk.

Tak lama Donghae pun keluar dari kamar mandi.
“hyuk… aku mandi duluan!” seruku sambil mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.
“ne hyung……………. Setahun tidak mandi pun aku tak masalah!!!” serunya.
Hahaha……… dasar monyet! Jorok sekali dia…

***


Tak ku sangka hari sudah pagi… dan anak itu belum kembali juga. Awas saja kalau anak itu kembali, aku omeli dia habis-habisan.
Aku menuju kamar mandi untuk membasuh wajah dan menggosok gigi. Tak lama aku pun keluar dan mendapati ikan dan monyet bergulat mesra di tempat tidur mereka.
“haa… dasar pemalas! Bagaimana kalau ada panggilan mendadak?” gerutuku sambil keluar kamar.
Dan…
“cklik”
Pintu mess pun terbuka tepat saat aku keluar dari kamar.
Akhirnya anak itu kembali juga.
“kemana saja kau? Tak tahukah kau kalau aku khawatir? Kau tahu galaunya aku ketika memikirkan kemungkinanmu di jadikan tawanan oleh mavia?” cecarku.
Anak itu pun terseok menuju sofa, kemudian menghempaskan tubuhnya malas di sana.
“ada sedikit kekacauan hyung………. Parasutku macet saat aku terjun dari pesawat mavia yang akan meledak itu.” Jawabnya sambil memejamkan matanya.
Tak perlu bertanya lagi aku sudah tahu ujung-ujungnya.
Dia pasti jatuh di laut dan terdampar di pesisir pantai.
“lalu di pantai bagian mana kau jatuh?” tanyaku.
“di pantai sebelah selatan…” jawabnya masih dengan memejamkan mata.
Mataku membelalak.
“pantai sebelah selatan? Itu lumayan jauh dari sini! Lalu siapa yang menyelamatkanmu?” tanyaku penasaran.
“seorang yeoja cerewet…” jawabnya enggan sambil merebahkan dirinya di sofa dengan posisi tidur.
“lalu………”
“sstt….. aku lelah, aku mau tidur.” Ucapnya sambil terlelap.

***


Hyo Ra POV

Namja itu tampan….

Akh… berpikir apa kau Shin Hyo Ra??
Lanjutkan saja laporanmu.. jika tidak kau tidak akan pulang ke Seoul!!!
Aku pun terus mengetik laporanku di laptop sampai kantuk sukses menghantuiku. Aku pun me-save laporanku dan mematikan laptopku.
Aku pun berlari kecil menuju ranjang empuk dan menyelimuti diriku senyaman mungkin.
Sedetik saat aku akan memejamkan mata….

“neo gateun saram tto eopseo……..”

Kyaaaaaaaaaaaaaaaaa………………… siapa sih yang menelpon malam-malam?
Aku pun merogoh handphoneku yang bergetar hebat di meja sebelah ranjangku.
Uh…. Anak ini, kenapa setiap aku akan beristirahat dia terus menggangguku?
“mwo?!” tanyaku.
“unnie…… kapan kau kembali?” tanyanya manja.
“molla..” jawabku enggan.
“unnie………. Aku tak terbiasa tinggal sendirian di rumah!!” rengeknya.
“kenapa tak kau suruh temanmu si Ha Jae itu untuk menginap di rumah?” tanyaku.
“ani…… dia sedang pergi ke acara keluarga di incheon, unnie selama seminggu ini aku tak pernah memakan makanan seenak buatan unnie! Walaupun makanan itu aku beli di restoran termahal se Korea…”gerutunya.
“hey…….. kau kenapa?” tanyaku sambil bangun dan menambil bantal dan meletakkannya di pangkuanku.
“unnie tahu kan, aku tidak bisa memakan masakan fastfood! Aku keteteran memikirkan bagaimana caraku akan makan seminggu ini.” jawabnya.
“lalu??” tanyaku lagi sambil menekan bibir bawahku dengan telunjuk tangan kananku.
“ya begitulah………. Selama seminggu ini aku hanya memakan nasi goreng beijing buatanku yang rasanya tak sebanding dengan buatan unnie.” Jawabnya.
“hahahaha……. Lalu?” tanyaku lagi sambil menarik selimut yang kendur.
“ya, aku harus menahan rasa mual karena harus memakan nasi goreng beijing selama seminggu… eh unnie.. kau tahu temanku yang bernama Hye Mi itu?? Dia baru putus dari Minho!!! Hahahahaha…. Aku ngakak gegulingan di kelas saat semua teman-temanku meributkan berita heboh itu!” serunya senang.
“kenapa kau senang sekali mendengar berita itu?” tanyaku sambil bertopang dagu.
“ya iyalah aku senang unnie! Kau tidak tahu saja bagaimana sombongnya si Hye Mi saat baru sehari pacaran dengan Minho. Iyuuuuhhhhhhh….. rasanya aku dan sahabat-sahabatku ingin menelannya bulat-bulat!” jawabnya.
“benarkah? Sesombong itukah si Hye Mi itu?? Ckckck… pasti dia sangat malu saat ini…” komentarku sambil terkekeh geli.
“yup…….. eh iya, unnie sedang apa?” tanyanya.
“aku hendak terbang ke alam bawah sadar saat kau menelpon….” Jawabku sambil beranjak dari ranjang lalu membuka koper dan mengambil sekotak susu cokelat.
“jinja?? Waahhh……. Aku pengganggu yang ulung! Eh unnie, laporanmu tentang lukisan Kim Ryeowook itu sudah jadi?? Aku kira seminarnya sudah selesai kemarin…” tanyanya.
“laporannya belum selesai karena suatu alasan… eh Ga Eun, sepertinya unnie akan kembali ke Korea 3 hari lagi karena unnie dan teman-teman unnie akan jalan-jalan seharian..” jawabku.
“kyaaaaaaaaaaa………. Unnie…….. bagaimana bisa kau bersenang-senang di Jeju tanpa aku huh?? Sebagai gantinya kau harus membawakan aku oleh-oleh!” serunya.
“oleh-oleh saja… pikirkan ujianmu yang tinggal menghitung bulan lagi… baru memikirkan oleh-oleh..” elakku.
“oleh-oleh lebih penting..” ucapnya.
“hahaha… baiklah.. oleh-oleh akan datang 3 hari lagiiiii…..” godaku.
“hihihi… baiklah unnie.. aku harus begadang untuk menyelesaikan tugas dari Kang Seosangnim.. bye unnie..” ucapnya.
“bye saeng…….” Balasku.
“klik”
Aku pun menutup flap handphonku.
Aku meminum susu kemasan kaleng itu sambil beranjak menuju jendela.
“wah…. Langit malam Jeju sangat indah… waw.. bintangnya banyak sekali.” Gumamku.

***


Aku pun terbangun pada jam 07.00 pagi.
Aku pun menguap lebar sambil menuju kamar mandi. Aku pun membasuh wajah dan menggosok gigi.
Tak lama aku keluar dari kamar mandi kemudian menyisir rambutku. Huh… Jae Geun dan San Byung belum datang kesini.. padahal mereka janji akan kemari pagi-pagi betul.
Tunggu…. Sepertinya aku melupakan sesuatu.
Namja itu!!!!
Ya ampun… Shin Hyo Ra.. betapa pelupanya dirimu…..
Aku pun segera keluar kamar dan menyapa nenek Bong, sang pengurus villa dan bergegas ke kamar namja itu.
“hey… sudah pagi.. mau aku bu….”
Kyaaaaaaaaaa…………….. namja itu kemana??

Aku pun berlari keluar dan menghampiri nenek Bong.
“nenek… kemana namja yang aku bawa kemarin? Kenapa dia tak ada?” tanyaku.
“mianhae Hyo-ssi… tadi pagi-pagi benar dia sudah pergi. Katanya Hyungnya sudah menunggu di tempatnya.” Jawab nenek Bong.
“huuh… dasar! Pulang saja tidak bilang-bilang…memang namja mencurigakan.” Omelku.
“tapi Hyo-ssi.. dia meninggalkan bros ini, katanya itu untuk ucapan terimakasihnya.” Ucap nenek Bong sambil memberikanku sebuah bros berbentuk merak dengan polesan emas putih dan mata berlian berukuran kecil, bros yang sederhana tapi memiliki kesan khusus dihatiku.
“ne… gomawo.. ah, apakah teman-temanku sudah datang?” tanyaku.
“sepertinya belum.. baiklah Hyo-ssi.. saya pamit dulu.” Ucap nenek Bong.
“ne…” jawabku.
Aku pun bergegas ke kamar untuk mandi dan bersiap-siap untuk ke tempat seminar sekali lagi untuk membahas sesuatu hal dengan Kim Ryeowook, teman-temanku juga akan ikut karena mereka juga ikut ambil bagian pada tugas kali ini.

***


Ga Eun POV

Hari ini aku tidak sekolah, karena ini hari minggu. Aku pun sarapan hanya dengan roti dan susu. Padahal setiap sarapan aku pasti memakan masakan Hyo unnie. Yah…. Beginilah nasib seorang dongsaeng yang memiliki unnie sesibuk dia..
Kali ini dia pergi ke Jeju untuk menghadiri seminar seorang pelukis muda yang sangat berbakat bernama Kim Ryeowook. Selain menghadiri seminar, kakakku juga harus mendapatkan lukisan langka karya dari Kim Ryeowook agar bisa memenangkan tender besar yang sangat diincarnya.

Aku pun memandang rumah luas ini….. ya, rumah beraksen dinasti Joseon (Choseon) peninggalan mendiang appa dan umma kami. Rumah ini memang sengaja didesain sedemikian rupa oleh appa dan umma kami untuk mewujudkan impian ummaku yang ingin mendapatkan hawa Korea jaman dulu. Yup… appa kami dulunya seorang arsitek terkenal, dan umma kami adalah seorang pelukis dan designer interior yang diincar perusahaan interior saingan appaku.

Dulu saat aku sering bertanya pada unnie kenapa umma dan appa meninggal, unnie selalu mengalihkan topik pembicaraan. Dan sekarang aku tak ingin membahas kematian appa dan umma lagi… kini aku cukup bahagia dengan hadirnya unnie disampingku. Melihat ruang TV yang berantakkan aku pun berusaha untuk merapikannya. Biasanya kalau unnie ada di rumah, unnie akan menyempatkan dirinya untuk sekedar menyapu lantai. Huuuuuh….. beginikah rasanya hidup sendirian?? Rupanya aku harus belajar mandiri mulai sekarang.

Tak terasa hari sudah siang. Aku pun bersiap pergi ke DDM untuk jalan-jalan bersama Ha Jae. Dia ingin beli jjajangmyeon disana, katanya semenjak neneknya sakit, dia tidak diperbolehkan memakan makanan luar.

Dengan pakaian seadanya aku pun segera berlari ke halte bus yang berada di tikungan jalan besar di dekat rumah kami (tanpa lupa mengunci pintu tentu saja!).

***


Aku dan Ha Jae berjalan beriringan di pusat perbelanjaan palin besar di Seoul.. yang DongDaeMoon atau DDM. Kami pun berhenti di sebuah kios jjajangmyeon langganan Ha Jae dan membeli semangkuk jjajangmyeon.
“kau tidak pesan?” tanya Ha Jae.
“ani…. Kau tahu kan aku tidak bisa makan masakan luar…” candaku.
“ahhh…. Ne… tidak ada satu makananpun didunia yang dapat mengalahkan masakan unniemu.. ia kan? Aku sudah tau apa yang akan kau katakan Ga Eun…” serbu Ha Jae sambil menyumpit jjajangmyeon.
“arraseyo… hahaha… eh Ha Jae, aku mau membeli ice cream di kedai itu sebentar ya?” tanyaku.
“ne… jangan lama-lama..” jawab Ha Jae dengan mulut penuh jjajangmyeon.

Aku pun berlari-lari kecil menuju kedai ice cream yang letaknya agak jauh dari tempat kami. Aku terus berjalan sampai aku merasakan sesuatu yang aneh…
Aku merasa aku diikuti seseorang.
Untuk memastikan, aku pun menoleh ke belakang, tapi nihil. Tidak ada seorangpun yang berjalan ke arahku. Aku pun kembali berjalan, dan merasakan hal aneh itu lagi.
Akh…….. mungkin hanya perasaanku saja.
Ga Eun kau harus positive thinking!

****


Seharian ini aku sudah melewatinya dengan berjalan-jalan dengan Ha Jae. Ukh… badanku pegal-pegal semua.
Aku pun menaiki undakan tangga yang berada di gang besar menuju rumahku.
Huuuuh…….. lagi-lagi aku merasakan ada seorang yang mengikutiku. Kali ini aku yakin sekali, karena derap kakinya terdengar olehku. Dan saat aku berbalik, lagi-lagi tak ada orang.
Ya ampun…. Kenapa aku jadi parnoan gini sihh???

***


Author POV

Ga eun terus berjalan dan berusaha untuk menghilangkan rasa parnonya itu. Kemudian dari balik tiang listrik, seorang namja berjas hitam hendak melaporkan sesuatu dari walkietalkienya sambil terus mengikuti Ga Eun. Dengan cepat Ga Eun berlari menembus angin malam yang lumayan dingin. Namja itu pun berlari agar tidak kehilangan jejak Ga Eun.
Karena otak Ga Eun cukup pintar, Ga Eun pun bersembunyi di balik tembok besar saat namja itu berlari di tikungan.
Sukses……..
Ga Eun berhasil lepas dari namja penguntit itu.

***


Annyeong yeorebun,,
Aku datang membawa ff action perdanaku.
Ff ini udah bulukan di kompi, jadinya aku posting aja..
Ff ini masih in progress..
Jadi mian kalo sambungannya rada lama..
Jangan lupa dicomment ya..

Love all..

Hyo Ra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar